PULAU MENGARE PART 1 : BENTENG VORT LODEWIJK
Salah satu wisata di Gresik yang populer yaitu Exotic Mengare yang terletak di Pulau Mengare. Pulau Mengare adalah pulau yang terletak 28 km di barat daya Kabupaten Gresik yaitu di Kecamatan Bungah. Pulau Mengare terbentuk dari tiga buah desa yaitu Desa Watu Agung, Desa Tajung Widoro, dan Desa Kramat. Dahulu Pulau Mengare ini terisolir karena dipisahkan oleh genangan air (gatau deh apa namanya). Ketiga desa ini memiliki kekhasan corak budaya yang berbeda karena interaksinya yang terbatas dengan daerah sekitarnya. Penduduk Desa Kramat waktu itu lebih banyak berinteraksi dengan Pulau Madura dibandingkan ke Gresik, karena waktu itu transportasi utama penduduk adalah perahu dan jarak ke Pulau Madura sangat dekat jika ditempuh dengan menaiki perahu. Hingga saat ini penduduk Desa Kramat banyak yang berbahasa madura dan berbahasa jawa namun dengan logat madura.
Transportasi penduduk dengan perahu menuju tambak
Sedangkan Desa Tajung Widoro lebih banyak berinteraksi dengan daerah di Kecamatan Bungah dan Desa Watu Agung lebih banyak berinteraksi dengan daerah di Kecamatan Manyar. Perbedaan interaksi penduduk desa tersebut menyebabkan perbedaan corak budaya yang berbeda juga. Ketiga desa tersebut dikelilingi oleh kolam-kolam tambak yang luas yaitu tambak ikan bandeng dan udang.
Kolam tambak milik penduduk
Untuk menuju lokasi ke Pulau Mengare dibutuhkan waktu sekitar satu jam dari Kota Gresik. Lewat jalan utama yaitu jalan pantura yang agak ngeri juga kalo bareng sama truk-truk besar, trus belok kanan ikuti jalanan paving sejauh 9 km an. Jalanan paving sudah bagus namun di beberapa titik dalam kondisi rusak. Begitu memasuki jalanan paving sejauh mata memandang kanan dan kiri merupakan kolam tambak terhampar luas udah macem laut ajalah. Beberapa kolam tambak tampak kosong selesai panen, kalo lagi beruntung akan ketemu dengan burung-burung putih (gatau namanya) sedang mengelompok cari makan.
Jalan paving di Pulau Mengare
Burung putih terbang di atas tambak kosong
Burung-burung sedang terbang di atas tambak
Makin masuk ke dalam pulau kita akan mulai menjumpai beberapa pohon mangrove di kanan dan kiri jalan. Desa pertama yang di lewati adalah Desa Watu Agung, kemudian Desa Kramat di sebelah kanan, dan paling ujung adalah Desa Tajung Widoro. Terdapat wisata yang yang terkenal di Pulau Mengare ini yaitu "Exotic Mengare" dan kawasan "Konservasi bakau". Wisata Exotic Mengare ini menawarkan wisata ke Pulau Benteng dengan menyebrang Sungai Cemara menuju Pulau Benteng. Untuk biaya naik kapal adalah 15k dan tiket masuk 20k, ini udah sepuasnya di pulau sampe jam 4 sore dan tidak pakai kuota pengunjung.
Kanan dan kiri rimbun pohon bakau
Untuk menuju ke Wisata Exotic Mengare harus menyeberang dengan perahu ke Pulau Benteng. Pulau benteng ini sebenarnya adalah sebuah pulau endapan yang dipisahkan dengan sungai bernama Sungai Cemara. Untuk menuju Pulau Benteng kita harus nyebrang pake perahu kira-kira sekitar 7 menit dari dermaga Tajung Widoro. Dermaga Tajung Widoro ini biasanya dipake oleh penduduk untuk mendistribusikan pakan ikan dan benih ikan ke kolam-kolam tambak dengan menggunakan perahu.
Dermaga Tajung Widoro buat nyebrang ke Pulau Benteng
Benih bandeng untuk di tanam di tambak
Pakan ikan bandeng
Karena sedang kondisi pandemi seperti ini Exotic Mengare hanya buka saat weekend yaitu hari sabtu dan minggu. Begitu datang ke lokasi nanti sudah ada penjaga yang akan mengarahkan, namanya mas Lukman. Dia selalu standby di lokasi menunggu wisatawan datang dan nganterin nyebrang ke pulau dan selalu siap untuk memandu kita berkeliling pulau.
Mas Lukman dan aku yang lagi nyebrang
Naik perahu untuk nyebrang
Bapak yang nyebrangin adalah penduduk lokal Pulau Mengare
Sebentar lagi berlabuh
Berlabuh di Pulau Benteng
Pendaratan di Pulau Benteng
Kenapa penduduk setempat menyebutnya dengan Pulau Benteng? karena di dalamnya terdapat benteng tinggalan Belanda bernama Benteng Lodewijk. Benteng saat ini terbengkalai tinggal pondasinya saja dan di beberapa bagian sudah rusak. Benteng Lodewijk ini berdenah empat persegi panjang dengan dilengkapi bastion pada keempat sisinya dan terdapat 2 buah sumur kuno di dalamnya. Namun yang tersisa sekarang adalah 2 buah bastion yaitu bastion barat laut dan barat daya, sedangakan bastion di sisi timur laut dan tenggara sudah rusak karena abrasi.
Perjalanan menuju benteng
Struktur benteng yang terkena abrasi laut
Sumur Kuno
Selain itu juga terdapat bangunan rumah tua yang diduga sebagai bangunan untuk pendukung benteng. Juga terdapat beberapa tinggalan berupa bekas jalur lori, bantalan kayu, sisa rel lori, sebuah tugu, fragmen tembikar, keramik untuk alat makan, dll.
Rumah kuno arah sebelum ke pelabuhan Tajung Widoro
Sejarah pendirian Benteng Lodewijk ini dimulai saat pemerintahan Herman Williem Deandles sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda sejak tahun 1808. Deandles memerintahkan pembuatan jalan raya pos dari Anyer sampai Panarukan. Selain pembuatan jalan, Deandles juga memerintahkan untuk membangun 2 benteng pertahanan di Merak Jawa Barat dan di Pulau Mengare Gresik. Benteng yang di bangun di Gresik bernama Benteng Lodewijk, yang keberadaannya ditujukan untuk mengawasi aktivitas di sekitar perairan selat Madura, Pelabuhan Madura, dan Pulau Madura. Jadi benteng ini digunakan untuk mengantisipasi pendaratan pasukan inggris dan menjaga jalan masuk dari sisi barat laut ke Selat Madura.
Pemandangan dari benteng langsung menuju Pulau Madura
Sisa Struktur pondasi benteng
Fragmen Bata dari benteng
Benteng Lodewijk ini pernah di teliti dan di ekskavasi oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Sekarang statusnya sudah menjadi Situs Cagar Budaya kabupaten yang ditetapkan oleh Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Gresik. Karena di wilayah yang sangat berpotensi alamnya, disana dikembangan menjadi objek wisata yaitu Exotic Mengare.
Spot foto di Exotic Mengare
Bakau yang akarnya menjulang
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di sekitar benteng yang ditawarkan oleh Exotic Mengare, diantara yaitu susur sungai dengan perahu, berkemah dan outbond , dan ada pantai ayang-ayang yang pasir putihnya cantik. Pulau nya ngga terlalu luas jadi bisa keliling santai dengan jalan kaki liat struktur podasi benteng yang masih tersisa. Melewati pohon bakau, hutan tropis, dan pematang tambak.
Tempat Outbond dan berkemah
Pantai Ayang-Ayang
Hutan Tropis
Pematang tambak untuk jalan
Sampah kerang berserakan di tepi tambak
Banyak pengetahuan yang aku dapet waktu keliling benteng sama mas lukman ini, misalnya ternyata orang disana menggunakan pupuk alami untuk tambak mereka yaitu dengan ranting pohon si api-api (jenis bakau) yang diletakkan di pinggiran tambak, orang sana menyebutnya dengan mbangeri. Selain itu terdapat pohon buah nyirih yang daunnya bisa dipakai untuk obat gatal dan buahnya bisa dipakai untuk bermain puzzle. Selain itu juga terdapat buah bidara yang daunnya bisa dibuat obat saat orang terkena sengatan ikan pari.
Mbangeri
Pohon Buah Nyirih: Daun dan Buah berfungsi
Pohon Bidara
Turus
Banjang
Penduduk Desa Tajung Widoro juga membuat olahan dari ikan dan udang menjadi terasi dan kerupuk ikan. Waktu kesana aku liat sih di depan beberapa rumah penduduk ada ibuk-ibuk yang lagi jemur terasi dan kerupuknya di depan rumah. Tapi sayangnya nggak sempet foto kerupuknya soalnya pas balik dari sana itu mendung jadi kerupuknya di masukin deh huhu.. Mungkin kapan-kapan kalo kesana lagi bisa deh coba beli kerupuk di penduduk lokal.
Terasi
Selain wisata Exotic Mengare dan Benteng Lodewijk juga ada spot gladak nelayan yang bisa dikunjungin, letaknya ngga terlalu jauh dari Dermaga Tajung Widoro tapi aku lanjut di part 2 ya. see you..
2 Comments
Waaa epic banget fto burung burung putiiihnya
ReplyDeletewahhh pengen deh kesanaaaaa hehehehehe
ReplyDelete