TRADISI KOLAK AYAM SANGGRING GUMENO


Tradisi Sanggring atau kolak ayam merupakan tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, pada malam ke-23 Bulan Ramadhan. Kolak ayam merupakan makanan takjil yang disediakan oleh Masjid Sunan Dalem untuk acara berbuka bersama-sama. Biasanya tamu yang datang tidak hanya dari Desa Gumeno saja melainkan juga masyarakat dari luar, sehingga panitia  sampai menyediakan 2000 lebih porsi kolak ayam. Namun hal tersebut berubah ketika tahun 2020 saat mulai terjadi pandemi. Kegiatan pembuatan dan buka bersama kolak ayam dilakukan dengan sangat terbatas, bahkan porsi pembuatannya turun dratis. 

Pada tahun ini (2021) Tradisi Kolak Ayam masih dilaksanakan secara tertutup dan hanya dihadiri oleh warga gumeno dan beberapa tamu undangan saja. Ayam yang disebelih juga hanya sejumlah 125 ekor saja. Pembuatan kolak ayam pada tahun 2021 ini merupakan perayaan pembuatan kolak ayam ke-496. Wah, udah 5 abad lamanya ternyata tradisi ini dilaksanakan secara turun temurun. 

Tradisi Sanggring Gumeno atau kolak ayam ini berawal dari sebuah riwayat cerita, saat pelarian Sunan Dalem ke Desa Gumeno beliau jatuh sakit. Kemudian beliau memerintahkan penduduk agar mengusahakan obat untuk menyembuhkan sakitnya dan penduduk mencarikan obat namun tidak menemukan obatnya. Ditengah kebingungan penduduk, Sunan Dalem mendapatkan petunjuk dari Allah SWT lewat mimpi agar membuat suatu makanan untuk obat. Keesokan harinya beliau memerintahkan penduduk untuk membawa seekor ayam jago lancur berumur sekitar satu tahun ke masjid. Ayam jago tersebut kemudian dimasak dengan campuran bahan berupa santan kelapa, jinten, gula merah, dan bawang daun. 

Sunan Dalem juga memerintahkan penduduk untuk memasak ketan. Hidangan tersebut dimakan untuk berbuka puasa oleh Sunan Dalem bersama dengan semua penduduk di masjid. Setelah memakan hidangan kolak ayam atau sanggring tersebut akhirnya Sunan Dalem sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Akhirnya makanan tersebut terkenal dengan sebutan kolak ayam atau Sanggring. Nama Sanggring berasal dari kata Sang yang artinya Raja/Penggedhe dan Gring yang artinya adalah gering/sakit. Jadi pengertian Sanggring merupakan Raja yang sakit. Sedangkan kenapa disebut dengan kolak ayam?  karena bahan utamanya memang berupa daging ayam yang dimasak menggunakan santan dan gula merah sehingga menyerupai kolak dan rasanya sangat manis. 

Kegiatan tradisi kolak ayam rutin dilaksanakan setiap tanggal 22 bulan ramadhan saat berbuka puasa. Namun persiapan sudah dilakukan sejak tanggal 21 ramadhan yaitu ayam dikumpulkan di lapangan depa masjid kemudian disembelih, mbubuti bulu ayam,  merebus ayam, dan menyiapkan bahan-bahan untuk memasak. 

 
 

Pada tanggal 22 pagi prosesi memasak dimulai yaitu ayam yang sudah direbus kemudian disuwir oleh anak-anak, remaja, dan bapak-bapak baik laki-laki maupun perempuan. Tulang ayam sisa suwiran tadi akan dibagi kepada anak-anak yang membantu nyuwiri ayam, masing-masing satu kresek kecil. Kelapa juga diparut dan diperas untuk diambil santannya, daun bawang juga di potong-potong.

 
 

Di depan masjid juga ada bapak-bapak yang memasak ketan juga. Sementara di dapur para bapak-bapak juga sibuk memasak campuran bahan-bahan tadi. 

 



Memasak kolak ayam tidak dilakukan secara langsung namun dilakukan secara bertahap. Menjelang siang bahkan kolak sudah matang, dimulai dengan menimbang dan menata daun bawang rebus ke atas piring, kemudian atasnya diberi suwiran ayam. Panitia juga membagi-bagi porsi kolak ayam untuk warga yang membeli, untuk donatur, untuk tamu undangan, dan untuk buka bersama. 





 
   
 
 

Karena masih dalam kondisi pandemi, porsi kolak ayam dibuat lebih sedikit dibanding sebelumnya. Menurut penuturan warga setempat biasanya momen ketika tradisi sanggring gumeno ini lebih ramai dibanding dengan hari raya idul fitri. Sampe-sampe mau jalan kaki aja susah karena penuh dengan motor dan tamu. Tradisi warga setempat ketika sanggring gumeno yaitu open house mengundang tamu untuk buka bersama dengan kolak ayam sebagai salah satu hidangannya. Tapi karena saat ini masih pandemi acaranya jadi sepi dan hanya beberapa rumah saja yang mengadakan buka bersama.


 


Terdapat beberapa mitos unik yang dipercaya oleh warga setempat yaitu, saat prosesi memasak di dapur wanita tidak diperbolehkan untuk masuk dan ikut memasak. Dilarangnya wanita ini karena sudah turun-temurun sehingga tidak boleh dilanggar, kalau di langgar bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Kolak ayam atau sanggring gumeno selalu rutin dilaksanakan setiap tahunnya karena dipercaya jika tidak di laksanakan akan mendatangkan malapetaka.

 Selain itu hingga saat ini kolak ayam juga dipercaya oleh berbagai kalangan bahwa merupakan sebuah obat yang mujarab, sehingga banyak orang ramai-ramai datang untuk mencicipinya.  Selain itu rasa kolak ayam akan berbeda jika dimakan di masjid, diluar masjid, atau diluar desa gumeno. Beberapa mitos yang dipercaya oleh warga tersebut masih ada hingga sekarang dan sebagian tidak boleh dilanggar karena dipercaya akan medatangkan suatu hal yang buruk. 


Dari tradisi sanggring gumeno tersebut mencerminkan beberapa fenomena yaitu fenomena sosial berupa kerja sama dan pembagian tugas di dalamnya. fenomena ekonomi yaitu dalam pelaksanaannya terdapat peran pedagang bahan dan warga gumeno, fenomena budaya yaitu sesuatu yang menjadi identitas bagi warga desa setempat, dan fenomena religi karena berhubungan dengan seorang tokoh agama penting dan dilaksanakan ketika bulan suci.

 

Oiya apakah ada yang penasaran rasa kolak ayam seperti apa? haha.. Menurutku sih rasanya mirip kayak gule atau kari karena rasa rempah jintennya ini kuat banget tapi dia manis banget kayak kolak. Kalo untuk orang yang suka sih enak-enak aja ya. Tapi kalo buatku secara pribadi aku nggak terlalu suka karena terlalu eneg, manis banget itu lho. Aku juga masih ada stok di kulkas kalo ada yang pengen nyobain silakan berkunjung hihi..

Semoga kondisi segera berjalan dengan normal sehingga tahun depan tradisi sanggring gumeno bisa terlaksana secara meriah seperti sebelumnya.

 




You Might Also Like

0 Comments

Teman Jalan