KULINER SUMENEP YANG WAJIB KAMU COBA

Katanya orang Madura itu terkenal dengan kepiawaiannya dalam mengolah aneka jenis makanan. Bagi orang Madura makanan itu harus memiliki cita rasa yang kuat sehingga rempah-rempah harus melimpah dalam setiap olahan masakannya. Kalo bumbu dan rempah berlimpah makanan jadi lebih sedap. Selain itu sepertinya tangan orang madura mengandung micin alami. Haha..

Salah satu kuliner Madura yang wajib di coba adalah aneka kuliner di Kabupaten Sumenep. Sumenep merupakan salah satu kabupaten yang terletak di paling ujung timur Pulau Madura. Terdapat aneka olahan kuliner yang wajib banget di coba di sini. Beberapa waktu yang lalu kami berkesempatan pergi jalan-jalan ke Sumenep selama beberapa hari, jadi sempat mencoba beberapa tempat makan dan kulinernya.

1. Warung 17 agustus

Warung ini merupakan salah satu warung legend yang ada di Sumenep. Terletak di Jl. Jenderal Sudirman No.34, Lingkungan Delama, Kecamatan Kota Sumenep. Kebetulan sebelahan dengan hotel yang kami inapi. Warungnya sederhana khas warung jaman dulu. Menunya sangat beragam sekali.

Salah satu yang menjadi ciri khas di warung ini adalah rawon. Kenapa rawonnya? Rawon di warung ini tidak menggunakan keluwek jadi warnanya tidak hitam tapi tetap bercita rasa rawon seperti biasa. Tapi kebetulan waktu itu aku nggak nyobain rawonnya.

Kami pesan 2 menu makanan, aku pesan sop iga dan suamiku pesan nasi campur daging. Sop iganya enak sekali kuahnya seger, dagingnya empuk, dan rempahnya berasa. Nasi campur dagingnya pun juga sama enaknya.

Selain makanan berat dan minuman warung ini juga menyediakan berbagai cemilan khas Sumenep. Ada macam-macam kerupuk.

2. Amanish Resto


Ini adalah resto rekomendasi resepsionis hotel. "Mas, ada rekomendasi tempat makan yang menunya khas sumenep ngga ya?", Langsung dengan spontan tegas dan percaya diri dia jawab "Amanish resto mbak, disana menunya khas makanan sumenep". Oke makan malam langsung cus ke Amanish Resto.

Amanish resto terletak di Jl. KH Wahid Hasyim, Pakalongan, Bangselok, Kecamatan Kota Sumenep. Resto yang mirip cafe  bersebalahan juga dengan bakery, sepertinya kepemilikannya sama. Kebetulan pas kami  datang restonya sedang ramai. Jadi kami dapat tempat duduk  di bakery shopnya. Sekalian lihat-lihat roti. Roti yang kami coba adalah roti Japek Daging. Roti bantal dengan isian olahan daging khas  sumenep. Rasannya enak, gurih, dan mantab. Harganya 50 ribu satu kotak isi 5 roti.

Menu makanannya beragam dengan harga yang masih terjangkau.

 


Kami pesan 3 menu makanan ada Japek Daging,  Masak Pae dan Cakee. Japek Daging ini adalah daging sapi berbumbu merah yang dijapit dengan bambu dan pelepah pisang pada ujungnya kemudian di bakar agar aroma bumbunya keluar. Katanya Japek Daging ini adalah menu favorit yang paling banyak dipesan di Amanish Resto. 


Japek Daging

Cakee dan Masak Pae ini rasanya mirip bahkan menurutku bumbunya sama ya. Bedanya hanya pada pelengkapnya. Cakee merupakan masakan akulturasi antara budaya eropa dan tionghoa yang kemudian dilokalkan dengan lidah Madura Sumenep. Ini karena Cakee mirip sup merah milik orang Belanda dan seperti cap cay milik orang Tionghoa. Isinya sayur seperti wortel, ayam, kacang polong, kembang kol di masak kuah merah dan diberi taburan kentang goreng tipis. Cakee ini kerennya sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemdikbudristek lho..


Cakee

Kalau Masak Pae isianya sama dengan Cakee hanya saja tidak menggunakan irisan kentang goreng tetapi menggunakan kentang tumbuk yang dibentuk segitiga. Sepertinya maksudnya orang Sumenep ini ingin mengadaptasi makan orang Belanda makan sup dengan pai kentang sebagai pengganti nasi.


Masak Pae

3. Bebek Balap

 

Orang  madura ini suka sekali ya makan bebek  sampai terkenal bebek hitam madura, bebek sinjay, bebek songkem dan bebek bebek lainnya. Kali ini kami coba bebek balap di Sumenep. Olahan bebek bisa di bakar atau di goreng terus di beri sambal dan lalapan.

 

Warung makan bebek balap terletak di gang sempit perumahan di Jl. Pepaya No.25, Karangdhalem, Karangduak, Kecamatan Kota Sumenep. Warungnya berada di depan rumah pemiliknya. Suasananya oke, bebeknya empuk, dan tidak bau. Sambalnya juga tidak terlalu pedas, jadi makan banyak pun tetap tidak terlalu berasa. Selain bebek juga ada menu yang lain seperti ayam potong, ayam kampung, jeroan, tahu,  tempe, telur, udang, dan burung puyuh.

 

4. Kawasan Ikan Bakar Talangan

Sebenarnya awalnya nggak masukin ikan bakar sebagai jujugan kuliner kami, tapi waktu itu kami spontan aja makan disini. Tujuan awalnya mau nyobai kaldu soto di Kawasan Kota Tua Kalianget. Warungnnya buka mulai sore jam 3 tapi sayangnya tutup karena pemilik sedang ada acara. Akhirnya kami putuskan makan malam ikan bakar.

 

Penjual ikan bakar di tempat ini berjajar di  sepanjang Jl. Raya Lingkar Timur, Kothe, Pabian, Kecamatan Kota Sumenep. Karena warungnya banyak jadi Kami milihnya random aja sih waktu itu. Ada aneka macam ikan disana dan bisa pilih  sendiri plus jangan lupa tanyakan harganya ya. Kami pesan ikan kakap putih bakar, udang bakar, cumi bakar, dan 3 nasi putih. Pelengkapnya diberi sambal kecap dan sambal bawang. Makannya di gubuk di tepi jalan raya, tepi tambak, dan di sebrang warungnya. Haha..

5. Kaldu Kokot Ibu Adnan

 

Kaldu Kokot atau kaldu kikil merupakan makanan rakyat yang sangat populer di Kabupaten Sumenep. Kaldu Kokot merupakan kaldu yang dimasak dari jeroan dan kikil sapi kemudian disajikan dengan campuran kacang hijau dan diberi bumbu kacang. Sebagai pelengkap juga di sediakan kroket kentang dan irisan lontong. Juga disediakan sambal dan irisan jeruk nipis. 

 

Waktu itu kami mencoba Kaldu Kokot yang legend di Sumenep yaitu Warung Kaldu Kokot Ibu Adnan. Lokasinya masuk gang sempit di tengah perkampungan. Berada di Jl. DR Wahidin No.5, Lingkungan Delama, Pajagalan, Kecamatan Kota Sumenep. Pemiliknya sekarang bernama Sri Suhartini  sudah keturunan ketiga sejak awal dibuka pada tahun 1962. Kaldu Kokot dikembangkan resepnya oleh neneknya yang bernama Nakiyah. 

Sebagai pecinta makanan berkuah, aku suka sekali. Rasanya gurih dan segar. Cuman ternyata aku kurang suka kacang hijaunya kebanyakan. Kalau kikil dan jeroannya empuk dan enak. Kaldu kokot sudah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Sumenep sejak tahun 2021 oleh Kemdikbudristek.

 

Nah itu beberapa makanan yang sempat kami coba selama berada di Sumenep. Sebenernya masih banyak lagi makanan yang mau di coba tapi karena keterbatasan waktu mungkin next time kami coba lagi. Kalau teman-teman berkunjung ke Sumenep jangan ragu coba berbagai kulinernya ya. Dijamin enak-enak.



You Might Also Like

1 Comments

  1. Kalo aku pernah nyoba kaldu kokot kak. Memang rasanya mantab dan seger ya.

    ReplyDelete

Teman Jalan