SOWAN KE ISTANA KANJENG GUSTI MANGKUNEGARAN


Seperti yang kita tau ya kalau Puro Mangkunegaran sudah beberapa tahun ini memiliki Raja baru. Sosok Raja muda yang berkarisma, pintar, ramah, dan yang pasti jadi idaman ciwi-ciwi haha. Aku liatnya dari banyaknya fanbase yang banyak share soal Kanjeng Gusti di tiktok. 

Beliau adalah putra bungsu dari KGPAA Mangkunegaran IX yaitu Kanjeng Gusti Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo. Beliau diangkat menjadi Raja setelah ayahnya Mangkunegaran IX wafat pada 13 Agustus 2021. Kemudian beliau dinobatkan menjadi Raja Mangkunegaran ke X  pada 12 maret 2022. Semenjak itu beliau terkenal di jagat dunia maya haha. Entahlah orang-orang kenapa sih bisa tergila-gila ya?

Nah kali ini aku ke Solo dan mampir berkunjung ke Puro Mangkunegaran. Dulu sih udah pernah jaman kuliah tapi udah lupa. Puro Mangkunegaran buka setiap hari tapi setiap hari besar dan tanggal merah libur. Jam bukanya juga berbeda-beda senin, selasa, rabu, jumat, sabtu, dan minggu buka pukul 09.00-15.00. Sedangkan senin wage dan kamis buka pukul 09.00-14.00. Nah, kalo alamat kan juga bisa dilihat maps ya sudah lengkap itu haha..

Tiket masuknya cukup terjangkau yaitu 20k/orang dan anak kecil se Karuna umur 2 tahun masih gratis. Waktu itu kami juga di pandu oleh seorang pemandu. Seorang mbak magang yang ramah, baik hati, dan cantik hehe.. Ketika membayar tiket di front office kami juga di beritahu bahwa kami harus memberi tip untuk pemandu seikhlasnya. Saat itu aku tanya “kalau tidak memakai pemandu apakah boleh bu?”, beliau menjawab “tidak boleh mbak soalnya istana masih ditinggali oleh anggota keluarga jadi ada tempat-tempat privat yang di larang untuk di masuki”. Okedeh kami juga memakai pemandu dan emang sangat membantu untuk menjelaskan secara detail dan menyeluruh mengenai Puro Mangkunegaran. 

Hmm.. mengenai sejarah Mangkunegaran nih aku jelasin secara singkat ya. Pura Mangkunegaran didirikan setelah adanya Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757 oleh Sunan Pakubuwono III dan Raden Mas Said, dengan saksi Sultan Hamengkubuwono I dan VOC. Mangkunegaran memerintah di beberapa wilayah seperti Kedaung, Matesih, Hanggobayan, Sambuyan, Gunung Kidul, Pajang sebelah utara, dan Kedu. Dan pemimpinnya yaitu Raden Mas Said diberi gelar Mangkunegaran I dan bertempat tinggal di Pura ini.

Mangkunegaran merupakan sebuah Kadipaten dengan posisi di bawah Kasunanan atau Kasultanan. Pada tahun 1757 hingga 1946, Kadipaten Mangkunegaran menjadi kerajaan otonom dan mempunyai wilayah dan berhak memiliki tentara sendiri yang independen dari Kasunanan. Pada bulan September 1946, Mangkunegaran yang sedang di pimpin oleh Mangkunegara VIII bergabung dengan wilayah NKRI. Namun sekitar tahun 1945-1946 terjadi revolusi besar di Solo Surakarta sehingga menyebabkan Mangkunegaran kehilangan kedaulatannya. Namun hingga sekarang Mangkuneran masih tetap eksis sebagai penjaga dan pemelihara budaya. 

Pembangunan istana juga di lakukan oleh para pemguasa Mangkunegaran. Pada dasarnya kompleks bangunannya terdiri dari 3 kompleks halaman. Halaman pertama disebut Pamedan, yakni lapangan berdenah persegi panjang yang membujur dari barat ke timur. Di sebelah timurnya terdapat Kavaleri Artileri berlantai dua dengan gaya Eropa yang dulunya digunakan oleh pasukan Legiun Mangkunegaran. Di halaman pertama ini biasanya dipergunakan sebagai tempat untuk diadakan berbagai acara Mangkunegaran seperti konser, acara kuliner, dll.



Di belakang Pamedan terdapat pintu gerbang tempat Pendopo Ageng berbentuk Joglo dengan arsitektur gaya Jawa-Eropa. Pendopo ini biasanya digunakan sebagai tempat pertujukan wayang, juga banyak acara-acara penting Mangkunegaran di lakukan di Pendopo ini. Di sebelah timur pendopo terdapat Perpustakaan Reksa Pustaka yang di bangun oleh Mangkunegaran IV. Sebelah utara pendopo terdapat Peringgitan, Dalem Agung, dan tempat tinggal keluarga Istana. Dalem Agung sekarang dipergunakan sebagai museum.



Kami juga di perbolehkan untuk melihat Pracimatuin sebentar dari depan gerbang. Pracimatuin ini di bangun semasa pemerintahan Gusti Bhre. Merupakan restoran yang menyediakan menu-menu khas Mangkunegaran. Tapi harganya bok mahal banget, jadi kami lihat-lihat dulu ajadeh bangunannya kali aja suatu saat pengen nyobain makanannya.



Ohya teman jalanku ke Mangkunegaran adalah Fatma, bestie jalan-jalan sejak kuliah. Jalan-jalan ke Solo karena dia mau pindah dinas kerja ke Cilacap. Ini sedih sekali yaa karena bingung kalo ke jogja dah gaada siapa-siapa lagi yang oke diajak jalan. Tapi gapapa si Fatma easy going jadi kami udah banyak rencana mau kemana mana. Menyala temanku!! Haha..

Tambahan nih yaa ini nih Kanjeng Gusti yang kalian idamkan gaes, bangun bangun, jangan mimpi, tidurmu terlalu miring sis haha. 

You Might Also Like

0 Comments

Teman Jalan