KULINERAN DI KOTA SOLO

Kalau mengunjungi suatu kota gak afdol dong yaa kalo kita ga kulineran? Apalagi ke Kota Solo wajib deh berburu aneka kulinernya. Tidak berbeda dengan Jogja, di Solo kita bisa menemukan banyak kuliner khas yang enak-enak untuk di coba. Selama di Solo kemarin aku sempat nyobain beberapa kuliner disana. 

Nahhh ini dia makanan yang sempat aku cobain di Solo: 

1. Nasi Liwet Yusani 

Nasi liwet merupakan salah satu ikon kuliner Solo. Kenikmatan yang tersaji dalam satu pincuk daun pisang berisi nasi gurih dengan toping suwiran ayam, telur pindang, areh, dan sayur labu siam. Nyamm.. enak sekali ya. Nasi liwet pada awalnya di buat oleh warga Desa Menuran, Sukoharjo, Jawa Tengah dengan tujuan untuk di sajikan pada saat syukuran. Nasi Liwet di sajikan agar pihak keluarga yang mengadakan syukuran mendapat hal-hal yang mereka inginkan dan di beri keselamatan.

Kelezatan nasi liwet ini sudah mulai di kenal sejak masa pemerintahan Pakubuwono ke-IX yaitu sekitar abad ke-19. Biasanya di sajikan untuk acara-acara besar di Keraton seperti Maulid Nabi Muhammad SAW. Waktu itu kami mencoba nasi liwet di Yu Sarni karena yang paling dekat dengan hotel menginap. Terletak di Jl. Veteran, Gajahan, Kecamatan Ps. Kliwon, Kota Surakarta. Memiliki rasa yang enak sama seperti nasi liwet yang lainnya. Harganya pun juga ramah di kantong. Warungnya rame sekali banyak pelanggan orang lokal, ini juga sebagai penanda kalo warung nasi liwet ini memang terkenal dan enak.


2. Soto Triwindu

Kalo kata temenku sih ini adalah soto turis ya di Solo. Kenapa? Soalnya yang makan bener-bener sebagian besar adalah turis dari luar kota. Seperti umumnya soto di solo, soto triwindu ini berkuah bening berisi daging sapi, kecambah, daun bawang, dan brambang goreng. Paling enak di makan dengan sate-satean dan gorengan yang bisa di ambil di dalam warung serta di beri kucuran jeruk nipis, kecap, dan pedasnya sambal.

Seperti namanya soto ini memang terletak di belakang Pasar Triwindu solo, tepatnya di Jalan Teuku Umar, Keprabon, Banjarsari, Solo. Kalau masuk dari depan pasar tinggal masuk saja kemudian belok kiri dan ikutin jalan, sampai deh. Namanya sambil menyelam minum air, setelah makan Soto kita bisa sekalian berburu berbagai barang antik di Pasar Triwindu ya. Selamat mencoba yaaa ini patut di coba soalnya.


3.selat Solo Vien’s

  
Ini adalah warung selat kedua yang pernah aku coba. Sekitar 4 tahun yang lalu aku udah pernah coba salah satu warung selat yang unik sekali dekorasinya, rame, dan turisable banget yaitu Warung Selat Mbak Lies. Makanya untuk kunjungan ke Solo kali ini aku pengen cobain selat di tempat lain yaitu Selat Vien's. Terletak di Jl. Hasanudin No.99 D/E, Punggawan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta. 

Menu yang di sediakan di Warung Selat Vien's ini tidak hanya selat solo saja namun terdapat beberapa menu lainnya seperti bakmi acar, bakmi thoprak, sup matahari, sup galatin, gado-gado, stup makaroni, nasi timlo, dll. Minuman yang tersedia juga beranekaragam ada es kopyor, es dawet, es beras kencur, es gula asem, dll. Waktu itu aku pesan selat daging dan sup matahari, sedangkan temanku pesan nasi timlo. Rasa selat solo pada dasarnya memang asam dan manis namun aku kira selat disini terlalu asam karena acar deh kayaknya. Kalau sup matahari dan nasi timlo kuahnya ini kaldunya sama hanya berbeda di bagian isian saja. Rasanya gurih dan segar cocok di makan panas saat sedang hujan, kebetulan kami datang saat solo sedang musim hujan jadi makin nikmat rasanya. 

Warung Selat Solo Vien's ramai sekali, kebanyakan yang datang adalah orang lokal sekitar. Harganya pun lebih terjangkau jika di bandingkan dengan Selat Mbak Lies. Jadi ini adalah salah satu warung selat favorit bagi orang lokal solo dan patut untuk di coba ya.

4. Penyetan 45


Nah penyetan 45 ini rekomendasi temenku, katanya enak. Karena kami bosan makan khas melulu jadi deh kembali ke menu sehari-hari di jawa timur hehe. Penyetan 45 ini ada 3 cabang di Solo, kami makan yang di dekat alun-alun.

Konsepnya itu seperti makanan kaki lima biasanya, ada yg pakai tenda meja kursi dan ada yang lesehan. Warungnya rame banget beneran full pelanggan datang pergi silih berganti. Menunya lengkap bermacam-macam, ada ayam goreng, tempe tahu, usus, brutu, sayuran, dll dan dapet sambel 2 macam. Harganya juga relatif terjangkau. Kalo di sini memang sepertinya kebanyakan yang makan warga lokal dan mahasiswa sih. Walaupun ini bukan makanan khas Solo tapi ini wajib di coba kalo berkunjung di Solo.


5. Warung Tengkleng Bu Jito Dlidir


Ini adalah pertama kalinya mencoba tengkleng dan kawan-kawannya, karena sesungguhnya aku bukan penggemar daging kambing tapi lumayan suka dengan sate gule kambing di jatim. Awalnya mau nyoba tengkleng Pak Manto tapi sayangnya pas dateng warungnya dah mau tutup karena habis. Akhirnya browsing tempat lain yang masih buka malam itu dan menemukan warung tengkleng Bu Jito Dlidir. Terletak di Jl. Prof. DR. Supomo, Punggawan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta. 

Pesan 3 menu yaitu sate buntel, sate kambing, dan tengkleng kuah. setelah mencoba sejujurnya aku kurang suka karena ternyata masih ada bau kambingnya kuat sekali hehe. Sate buntelnya empuk sih, tapi sate kambingnya agak alot. Sate kambing di solo ini emang bumbunya pakai kecap ya jadi rasanya lebih ringan. Untuk tengkleng kuahnya emang kurang berempah ya rasanya? Jadi kurang masuk di lidahku tapi banyak orang-orang yang suka kok dan wajib di coba di kalo ke Solo. Mungkin kalo aku ke Solo lagi mau nyobain di warung lainnya.


6. Jajan di Pasar Gede Solo

 
Pasar Gede atau dalam bahasa indonesia artinya pasar besar merupakan salah satu tempat favorit warga lokal maupun turis untuk berburu berbagai kuliner lezat mulai dari makanan tradisional hingga modern. Lokasi Pasar Gede Solo terletak di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo, Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Bangunan Pasar Gede merupakan hasil karya seorang arsitek Belanda bernama Ir. Thomas Karsten. Ia adalah ahli tata kota yang ditugaskan oleh Pemerintah Belanda untuk membangun pasar yang ada di Yogyakarta dan Surakarta. 

Penamaan Pasar Gede diambil dari bentuk atapnya yang berbentuk seperti singgasana besar, sehingga warga setempat menyebutnya Pasar Gede.  Salah satu daya tarik Pasar Gede salah satunya adalah sebagai tempat untuk wisata kuliner. Terdapat berbagai macam kuliner di dalamnya mulai dari tradisional hingga modern. keberadaan kuliner tradisional sudah ada sejak dulu seperti nasi liwet, cabuk rambak, pecel, dawet, klepon, timlo, aneka snack, dll. untuk makanan modern juga mulai muncul dan hitz di Pasar Gede seperti steak, dimsum juga terkenal, kopi, dan aneka minuman. Selain makanan Pasar Gede juga lengkap tersedia aneka bahan makanan, sayuran, dan buah-buahan. 




 
Aku waktu itu tidak sempat mencicipi semua kuliner yang ada di sana karena rempong banget bok ternyata sambil gendong todler hehe.. Jadi aku cuman sempat mencoba:
 
a. Es Dawet Selasih Mbak Gendul

 
Nah, ada salah satu dawet yang terkenal sekali di Pasar Gede dan kebetulan pas dateng kesana dawetnya tutup jadi aku dan temanku nyobain dawet di Mbak Gendul ini. Ternyata mengejutkan dawetnya enak sekali tidak terlalu manis jadi enggak eneg gt kalo di minum. Kata temenku yang udah nyobain dawet viral dengan dawet Mbak Gendul kata dia sih malah enakan Dawt Mbak Gendul sih. Jadi cobain aja dawetnya ya.



b. Cak We Ho

 
Ini Cakwe juga terkenal banget belinya aja ngantri. Kalo rasanya biasa ajasih kayak Cakwe pada umumnya kalo menurutku tapi ya emang enak dan ukurannya besar. Lumayanlah untuk di coba.

c. Dimsum Story 

 
Sebenernya kami juga mau makan dimsum yang terkenal dan viral itu tapi pas kami dateng si dimsum belum buka jadi kami melipir cari dimsum lainnya aja karena nggak mungkin harus nunggu sambil bawa todler ya. Kalo kata temenku masih lebih enak dimsum yang viral itu, dagingnya lebih berasa. Tapi Dimsum Story ini ya not bad lah untuk di coba.

You Might Also Like

1 Comments

Teman Jalan